STORIES for CHILDREN by Sister Farida

(www.wol-children.net)

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Perform a PLAY -- 157 (Esther risks her life 2)

Previous Piece -- Next Piece

DRAMA -- tampilkan itu di depan teman-temanmu!
Sandiwara untuk ditampilkan oleh anak-anak

157. Ester mempertaruhkan nyawanya 2


Haman bukan hanya seorang yang sangat kejam, dia juga seorang yang sangat sombong. Raja Ahasyweros yang hebat dari kerajaan Persia menjadikannya orang yang paling berkuasa nomor dua di seluruh kerajaannya. Semua irang bersujud di hadapannya dan menghormati dia. Tetapi Mordekhai, ayah angkat Ester, tidak melakukannya. Mordekhai tidak pernah sujud di depan Haman. Dan Haman memendam kemarahan yang sangat besar terhadap Mordekhai.

Haman: “Kamu menolak untuk mentaati perintahku! Mengapa kamu tidak mau sujud di depanku?”

Mordekhai: “Karena saya seorang Yahudi dan saya hanya boleh bersujud di hadapan Allah saja.”

Haman: “Kamu akan menyesali penolakanmu ini!”

Haman merasa sangat terhina. Dan di dalam hatinya muncul rencana yang sangat keji.

Haman: “Aku akan membunuh orang ini. Dan bukan hanya dia saja, tetapi semua orang Yahudi yang hidup di seluruh 127 propinsi kerajaan Persia. Aku akan membinasakan mereka semua.”

Haman menceritakan hal-hal yang sangat buruk tentang orang-orang Yahudi di depan sang Raja, dan dengan menjilat dan memberikan suap hadiah yang sangat banyak, ia berhasil mendapatkan persetujuan sang Raja untuk rencana kejinya itu. Ia bisa melakukan apa yang sangat diinginkannya itu.

Haman mengirimkan utusan dengan memakai kuda yang tercepat; mereka membawa surat keputusan yang diberi materai itu ke setiap kota di kerajaan Persia. Di segala penjuru kerajaan, perintah yang sangat mengerikan itu diumumkan.

Utusan: “Dengarkan pengumuman dari Paduka Raja. Pada tanggal 13 Desember, maka seluruh orang Yahudi, laki-laki, perempuan dan anak-anak, harus dibunuh. Tidak boleh ada yang dibiarkan hidup! Binasakan semuanya dan rampas semua harta mereka!”

Pengumuman itu menimbulkan ketakutan dan kegentaran. Orang-orang Yahudi sangat bersedih dan berkabung dengan memakai pakaian perkabungan. Mereka menangis dan berseru kepada Allah.

Mordekhai mengirimkan sebuah pesan darurat ke dalam istana. Di saat seperti ini, hanya ada satu orang yang bisa menolong, anak angkatnya, Ratu Ester.

Mordekhai: “Ester, engkau harus menghadap sang Raja! Mohonkanlah kepada Paduka Raja untuk membiarkan kami tetap hidup.”

Ester: “Aku tidak bisa begitu saja melakukannya. Tidak seorangpun diijinkan menghadap sang Raja kalau tidak dipanggil. Kalau aku melakukannya, aku juga bisa dihukum mati.”

Mordekhai: “Jangan berdiam diri saja! Mungkin untuk saat seperti inilah maka engkau menjadi seorang Ratu—untuk menyelamatkan bangsa kita.”

Esther: “Berdoalah untuk aku. Aku akan menghadap Raja. Kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.”

Seperti Ester, Yesus juga mempertaruhkan hidupNya. Ia siap untuk mati supaya kita bisa diselamatkan dan mendapatkan hidup yang kekal.

Ester mengenakan pakaiannya yang paling indah. Dengan hati berdebar-debar ia mendekati ruang singgasana kerajaan. Sang Raja melihat kedatangannya. Apakah sang Raja berkenan menerima Ester atau ...

Aku akan menceritakan kelanjutannya dalam kisah berikutnya.


Tokoh: Narator, Haman, Mordecai, Esther, Utusan

© Copyright: CEF Germany

www.WoL-Children.net

Page last modified on March 05, 2018, at 12:40 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)