STORIES for CHILDREN by Sister Farida(www.wol-children.net) |
|
Home عربي |
Home -- Indonesian -- Perform a PLAY -- 142 (Doomed man 3) This page in: -- Albanian -- Arabic? -- Armenian -- Aymara -- Azeri -- Bengali -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- Farsi -- French -- Fulfulde -- German -- Greek -- Guarani -- Hebrew -- Hindi -- INDONESIAN -- Italian -- Japanese -- Kazakh -- Korean -- Kyrgyz -- Macedonian -- Malayalam? -- Platt (Low German) -- Portuguese -- Punjabi -- Quechua -- Romanian -- Russian -- Serbian -- Slovene -- Spanish-AM -- Spanish-ES -- Swedish -- Swiss German? -- Tamil -- Turkish -- Ukrainian -- Urdu -- Uzbek
DRAMA -- tampilkan itu di depan teman-temanmu!
Sandiwara untuk ditampilkan oleh anak-anak
142. Orang laki-laki yang ditakdirkan 3Dokter: “Pak Taylor, keadaan anda sangat parah! Apakah ada keinginan terakhir Bapak? Kelihatannya Bapak tidak akan mungkin bisa bertahan lebih lama lagi.” H. T.: “Oh, saya akan sembuh! Hidup saya masih panjang. Allah menghendaki agar aku melakukan pekerjaanNya di Cina. Namun, kalaupun aku mati, aku akan bersama dengan Yesus, dan aku menantikan saat-saat itu.” Hudson Taylor tertular oleh penyakit demam yang sangat parah. Tidak ada orang yang berpikir bahwa dia akan bisa tetap bertahan. Tetapi Yesus melindunginya. Hudson meneruskan belajar pengobatan, karena ia tahu bahwa ia akan memerlukannya ketika ia menjadi missionaris di Cina. Pada tanggal 19 September 1853, ia sudah siap. Ia naik ke sebuah kapal yang bernama “Dumfries” dan berlayar dari Inggris ke Cina. Mereka belum lama berlayar ketika kapal itu diserang oleh badai yang dahsyat. Gelombang yang besar hampir menenggelamkan kapal beserta seluruh isinya. Tetapi Yesus, sang Pelindung yang kuat, tidak membiarkan hal itu terjadi. Di waktu yang lainnya, tidak ada angin sama sekali. Layar kapal hanya bergantung begitu saja tanpa angin yang bertiup. Dan kemudian ada arus laut yang kuat yang mendorong kapal itu menuju ke arah batu karang. Kapten kapal sudah menyerah. Kapten: “Ini akhir perjalanan kita. Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan.” H. T.: “Oh, tetapi ada satu hal yang bisa kita lakukan.” Kapten: “Apa itu?” H. T.: “Kita bisa berdoa dan meminta agar Allah mengirimkan angin yang kita perlukan.” Hudson Taylor berdoa dan percaya bahwa Allah akan menolong mereka. H. T.: “Mari kita turunkan layar kapal.” Captain: “Perbuatan tidak masuk akal siapa ini?” H. T.: “Alllah akan mengirimkan angin.” Kapten: “Lucu sekali! Aku akan mempercayainya kalau aku sudah melihatnya.” Tetapi kemudian sang pengejek yang pemberani itu melihat terjadinya sebuah mujizat. Tiba-tiba ada angin yang meniup layar kapal, dan kapal itu meluncur dengan cepat menjauh dari karang yang berbahaya itu tanpa kesulitan apapun. Yesus mengulurkan tangan perlindunganNya dan menopang kapal “Dumfries”. Mereka mendarat di Shanghai dan menurunkan jangkar. Hudson menangis penuh sukacita ketika ia menapakkan kakinya di tanah Cina. Di sini ia ingin menceritakan kepada orang-orang Cina tentang Pelindungnya yang ajaib. Itulah sebabnya ia belajar bahasa Cina. Ia belajar dengan tekun. Kadang-kadang ia merasa lidahnya sudah kelelahan belajar bahasa baru itu. H. T.: “Sirr Jesu ai o, za tscheng tsching kau su o." Nampaknya banyak orang Cina memang sudah menunggu datangnya seseorang yang akan menceritakan kepada mereka tentang Tuhan Yesus. Tetapi Hudson dan teman-temannya tidak selalu disambut dengan baik di sana. Perempuan: “Jangan pergi ke Tungschau. Orang-ordang di sana sana sangat jahat. Mereka akan membunuh atau memenjarakan Bapak.” H. T.: “Kalau mereka memang jahat, kita justru harus pergi ke sana. Mereka sangat membutuhkan Yesus.” (suara kekacauan) Ada yang sedang terjadi! Aku akan menceritakan apa yang terjadi itu dalam kisah berikutnya. Tokoh: Narator, dokter, Hudson Taylor, kapten, perempuan © Copyright: CEF Germany |