STORIES for CHILDREN by Sister Farida(www.wol-children.net) |
|
Home عربي |
Home -- Indonesian -- Perform a PLAY -- 035 (Rendezvous in Jerusalem) This page in: -- Albanian -- Arabic? -- Armenian -- Aymara -- Azeri -- Bengali -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- Farsi -- French -- Fulfulde -- German -- Greek -- Guarani -- Hebrew -- Hindi -- INDONESIAN -- Italian -- Japanese -- Kazakh -- Korean -- Kyrgyz -- Macedonian -- Malayalam? -- Platt (Low German) -- Portuguese -- Punjabi -- Quechua -- Romanian -- Russian -- Serbian -- Slovene -- Spanish-AM -- Spanish-ES -- Swedish -- Swiss German? -- Tamil -- Turkish -- Ukrainian -- Urdu -- Uzbek
DRAMA -- tampilkan itu di depan teman-temanmu!
Sandiwara untuk ditampilkan oleh anak-anak
35. Pertemuan di YerusalemOrang banyak datang dari segala penjuru. Banyak di antaranya bahkan datang dari negeri yang jauh. Mereka semua datang ke Yerusalem untuk merayakan hari Pentakosta. Ribuan orang memadati jalanan kota itu. Di hari itu juga, para murid Yesus mengadakan pertemuan di sebuah rumah untuk berdoa bersama-sama. Tiba-tiba mereka mendengar suara seperti angin ribut yang menderu. Orang-orang yang ada di luar rumah juga mendengar suara itu. Suara apa itu? Ada yang lain yang terjadi juga. Di atas kepala para murid nampak seperti ada lidah api yang hinggap di atas kepala mereka masing-masing. Apa artinya mujizat ini? Pengalaman yang sangat luar biasa ini adalah anugerah dari Yesus. Ia memberikan Roh Kudus kepada para murid-Nya. Ia tidak melupakan sahabat-sahabat-Nya. Melalui Roh Kudus, Yesus selalu menyertai anak-anak-Nya. Roh Kudus adalah Penghibur, Penolong, dan Sahabat. Melalui Dia anak-anak Allah selalu bisa terhubung dengan Yesus di Surga. Di depan rumah itu, orang banyak berkumpul keheranan. Orang-orang: “Apa artinya kejadian ini?” Dengan sangat gembira, para murid menceritakan tentang Yesus kepada orang banyak itu. Bayangkan, bahkan orang-orang yang datang dari negeri yang jauh bisa memahami perkataan mereka. Semua orang yang ada di sana mendengar para sahabat Yesus itu berbicara dalam bahasa mereka masing-masing. Mereka berbicara dalam bahasa-bahasa yang belum pernah mereka pelajari. Yesus sajalah yang membuat semua itu terjadi. Beberapa orang mengolok-olok mereka: Pengejek: “Haha, kalian semua sedang mabuk—padahal hari masih sore!” Kemudian Petrus berbicara: Petrus: “Tidak, kami tidak mabuk. Allah menggenapi janji-Nya dan mengutus Roh Kudus kepada kami.” Dengan penuh keberanian, ia berbicara semakin banyak tentang Yesus, tentang bagaimana Dia mati dan sekarang hidup di surga. Laki-laki: “Bukankah itu Petrus, yang baru-baru ini bersumpah tidak mengenal Yesus?” Perempuan: “Ya, itu Petrus. Dia tidak kelihatan seperti seorang penakut lagi. Ia sudah berubah.” Melalui Roh Kudus, Allah membuat Petrus menjadi saksi yang pemberani. Dan yang dikatakan oleh Petrus bisa masuk ke dalam hati orang banyak itu. Laki-laki: “Apa yang harus kami lakukan?” Perempuan: “Kami sudah melakukan banyak sekali kesalahan.” Petrus: “Percayalah kepada Tuhan Yesus, dan Allah akan mengampuni kamu dan kamu akan menerima Roh Kudus.” 3000 orang melakukan hal itu. Mereka berseru memanggil nama Yesus di dalam doa dan diselamatkan. Setelah perayaan Pentakosta, para murid mendapatkan sukacita yang baru. Tokoh: Narator, pengejek, Petrus, laki-laki, perempuan © Copyright: CEF Germany |