STORIES for CHILDREN by Sister Farida

(www.wol-children.net)

Search in "Indonesian":

Home -- Indonesian -- Perform a PLAY -- 135 (The schedule 3)

Previous Piece -- Next Piece

DRAMA -- tampilkan itu di depan teman-temanmu!
Sandiwara untuk ditampilkan oleh anak-anak

135. Jadwalnya 3


(suara lalu lintas)

Anak laki-laki: “Sekolah kehidupan bagian 2: tilang.”

(suara terompet kemenangan)

Kemenangan dirayakan. Bukan oleh senjata tetapi Allah membuat tembok kita runtuh ketika mereka meniup terompet.

Dengan Allah di pihak mereka, bangsa Israel akan segera bisa menaklukkan tanah itu. Mereka yang menang merayakan kemenangan mereka. Tetapi satu orang diam-diam masuk ke dalam tendanya. Seperti seorang yang melanggar aturan lalu lintas, ia dengan sengaja melanggar aturan Allah yang melarang untuk mencuri.

Allah: “Jangan takut! Kota ini akan menjadi milikmu. Tetapi taatilah perintahKu: Jangan ada seorangpun yang mengambil jarahan untuk dirinya sendiri.”

Allah selalu serius kalau Ia memerintahkan sesuatu. Tetapi Akhan tidak menanggapi perintah Allah dengan serius.

Akhan: “Apa itu yang ada di bawah reruntuhan kota Yerikho? Jubah Babilonia yang sangat indah! Emas dan perak! Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja di situ! Tidak akan ada yang tahu kalau aku mengambilnya.”

Tidak ada alat pantau yang menangkap apa yang dilakukannya, tetapi “video kamera” Allah melihat semuanya. Mata Allah mengikuti Akhan bahkan sampai masuk ke dalam kemahnya dimana ia menguburkan barang curiannya.

Dan tibalah saatnya menaklukkan kota berikutnya. Mata-mata membawa kabar menyenangkan.

Mata-mata: “Yosua, Ai hanyalah sebuah kota kecil. 3000 prajurit bisa dengan mudah mengalahkannya.”

Tetapi bangsa Israel kembali dalam kekalahan. 36 orang mati ketika mereka melarikan diri dari kota. Yosua berseru kepada Allah.

Yosua: “Oh Tuhan, mengapa hal ini terjadi? Mengapa Engkau tidak menolong kami?”

Allah menjawab pertanyaannya.

Allah: “Kamu bersalah. Ada orang yang mencuri. Bereskan kesalahanmu dan kemudian Aku akan menolongmu.”

Kemudian semuanya dibukakan. Akhan mengakui bahwa ia sudah mencuri.

Satu orang berdosa dan semua orang lain harus menderita. Ini terjadi, sama seperti seseorang melanggar lampu merah dan ia bisa menabrak seseorang sampai mati.

Orang yang melanggar aturan lalu lintas harus membayar denda. Tetapi kita tidak bisa membayar Allah dengan uang. Allah yang kudus menuntut hukuman mati bagi orang-orang yang tidak mau taat kepada perintahNya.

Akhan mati dirajam di Lembah Akhor.

Sekarang perhatikan baik-baik! Allah yang kudus itu juga adalah Allah yang penuh kasih. Hukuman yang seharusnya ditanggung olehmu dan olehku, sudah dibayar oleh Yesus ketika Ia mati di kayu salib. Kalau kamu percaya kepada Yesus, yang sudah mati dan bangkit kembali, maka Allah akan merobek surat “tilang” milikmu.


Tokoh: Narator, anak laki-laki, Allah, Akhan, mata-mata, Yosua

© Copyright: CEF Germany

www.WoL-Children.net

Page last modified on March 05, 2018, at 12:39 PM | powered by PmWiki (pmwiki-2.3.3)