STORIES for CHILDREN by Sister Farida(www.wol-children.net) |
|
Home عربي |
Home -- Indonesian -- Perform a PLAY -- 056 (God forgets no one 4) This page in: -- Albanian -- Arabic? -- Armenian -- Aymara -- Azeri -- Bengali -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- Farsi -- French -- Fulfulde -- German -- Greek -- Guarani -- Hebrew -- Hindi -- INDONESIAN -- Italian -- Japanese -- Kazakh -- Korean -- Kyrgyz -- Macedonian -- Malayalam? -- Platt (Low German) -- Portuguese -- Punjabi -- Quechua -- Romanian -- Russian -- Serbian -- Slovene -- Spanish-AM -- Spanish-ES -- Swedish -- Swiss German? -- Tamil -- Turkish -- Ukrainian -- Urdu -- Uzbek
DRAMA -- tampilkan itu di depan teman-temanmu!
Sandiwara untuk ditampilkan oleh anak-anak
56. Tuhan tidak melupakan seorang pun 4Yusuf menunggu. Seminggu sudah berlalu, dan minggu selanjutnya juga sudah tiba. Satu bulan ... dua bulan ... dan lebih lama dari yang dibayangkan oleh Yusuf. Yusuf: "Aku tidak bersalah tetapi aku dipenjara. Mengapa tidak ada yang mau menolongku keluar dari sini?" Seorang tahanan yang saat itu sudah dibebaskan pernah berjanji kepada Yusuf bahwa ia akan berbicara dengan Firaun mengenai Yusuf. Tetapi ia lupa sama sekali kepada Yusuf. Dan dua tahun yang panjang sudah berlalu. Namun, ada satu Pribadi yang tidak melupakan Yusuf, Allah. Ia sudah berjanji bahwa Yusuf akan menjadi seorang pemimpin besar. Dan sekarang Allah mau menggenapi janji-Nya kepada Yusuf. Firaun mendapatkan sebuah mimpi. Tetapi tidak seorangpun tahu apa arti mimpinya. Ia menjadi sangat marah. Saat itu, tiba-tiba pelayan yang melayani Firaun teringat akan sesuatu. Pelayan: "Hamba tahu ada orang yang bisa menafsirkan mimpi. Namanya Yusuf. Ia sedang dipenjara tetapi sebenarnya ia tidak bersalah. Hamba lupa sama sekali tentang dia." Firaun: "Bawa dia ke sini sekarang juga." Perintah Firaun ditaati. Yusuf datang menghadap Firaun dan sujud di depannya. Firaun: "Aku mendengar bahwa engkau bisa menafsirkan mimpi." Yusuf: "Ya Firaun yang agung, bukan hamba yang bisa melakukannya, tetapi Allah." Firaun: "Aku bermimpi dan di dalam mimpiku itu, aku berdiri di tepi sungai Nil. Tiba-tiba tujuh ekor sapi yang gemuk keluar dari air tetapi kemudian dimakan oleh tujuh ekor sapi yang sangat kurus. Kemudian aku juga bermimpi melihat tujuh bulir gandum yang sangat bagus ditelan oleh tujuh bulir gandum yang sangat jelek dan kering. Apa arti mimpi itu? Bisakah engkau mengartikannya?" Yusuf: "Allah sudah memberitahukan kepada tuanku bahwa akan ada tujuh tahun kelimpahan atas bangsa Mesir. Panenan akan berlimpah di seluruh penjuru negeri Mesir. Tetapi kemudian akan datang juga tujuh tahun kelaparan. Tidak akan ada tanaman yang bisa tumbuh. Semua itu pasti akan terjadi. Yang paling baik dilakukan sekarang adalah menemukan seorang yang bijaksana yang bisa mengumpulkan gandum pada masa tujuh tahun kelimpahan itu, sehingga rakyat tidak akan kelaparan melalui tujuh tahun masa kelaparan itu." Ide Yusuf ini sangat meyakinkan di telinga Firaun. Firaun: "Yusuf, engkaulah orang bijaksana itu. Allah menyertaimu. Aku mengangkat engkau menjadi wakilku. Semua orang di Mesir harus taat kepadamu." Demikianlah kisahnya, sehingga Yusuf menjadi orang yang paling berkuasa nomor dua di seluruh negeri itu! Ia hampir-hampir tidak percaya. Allah tidak melupakan dia, bahkan meski kelihatannya seperti Allah lupa kepadanya. Kakak-kakaknya membencinya, ia dijual sebagai budak, ia kemudian dibuang ke dalam penjara, meski ia sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun. Aku sudah menghitungnya, Yusuf melalui masa-masa sulit dalam hidupnya selama sepuluh tahun. Ini adalah sesuatu yang sangat menghiburkan kita. Allah tidak pernah melupakan siapapun. Ia tidak pernah melupakan kamu. Percayalah kepada-Nya dan serahkanlah hidupmu kepada-Nya. Kamu akan kagum seperti yang dirasakan Yusuf. Dan pastikan bahwa kamu mendengarkan lanjutan drama ini dalam kisah selanjutnya. Tokoh: Narator, Yusuf, pelayan, Firaun © Copyright: CEF Germany |