STORIES for CHILDREN by Sister Farida(www.wol-children.net) |
|
Home عربي |
Home -- Indonesian -- Perform a PLAY -- 032 (Stoning and crowning) This page in: -- Albanian -- Arabic? -- Armenian -- Aymara -- Azeri -- Bengali -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- Farsi -- French -- Fulfulde -- German -- Greek -- Guarani -- Hebrew -- Hindi -- INDONESIAN -- Italian -- Japanese -- Kazakh -- Korean -- Kyrgyz -- Macedonian -- Malayalam? -- Platt (Low German) -- Portuguese -- Punjabi -- Quechua -- Romanian -- Russian -- Serbian -- Slovene -- Spanish-AM -- Spanish-ES -- Swedish -- Swiss German? -- Tamil -- Turkish -- Ukrainian -- Urdu -- Uzbek
DRAMA -- tampilkan itu di depan teman-temanmu!
Sandiwara untuk ditampilkan oleh anak-anak
39. Rajam dan mahkotaAnak-anak kelas 5 berlatih dengan penuh semangat dan menunggu saatnya ikut serta dalam perlombaan olahraga. Semua anak berusaha latihan sebaik-baiknya. Dan di acara terakhir, satu orang dari antara mereka akan tampil dengan wajah penuh kegembiraan sebagai pemenang yang akan mendapatkan hadiah. Stan memiliki kemampuan untuk lari dengan sangat cepat. Bayangkan kalau ia sudah memulai lomba dan berlari dengan baik, lari secepat mungkin, mendahului semua peserta lomba yang lain, tetapi ketika sudah sangat dekat dengan garis finish, dia tiba-tiba saja duduk di tepi lapangan dan tidak mau melanjutkan perlombaan. Hal itu pasti sangat mengherankan. Siapapun yang mengawali perlombaan dengan baik harus berlari dengan baik dan menjaga kecepatannya sampai akhir. Begitu juga dengan orang-orang yang hidup di dalam Yesus. Sangat penting untuk memulai kehidupan iman dengan Yesus, tetapi kemudian sangat bergantung kepada bagaimana kita berlari dan bertekun dalam perlombaan itu. Yesus menolong kita, aku bisa melihat pertolongan itu di dalam kehidupan Stefanus. Mungkin banyak orang berusaha untuk mencegahnya menjadi percaya. Kita membaca di dalam Alkitab bahwa orang-orang itu datang dan mulai berdebat dengan Stefanus. Tetapi Stefanus tidak mau terjebak di dalamnya. Itu membuat orang-orang yang datang menjadi semakin marah. Mereka menyebarkan kebohongan yang jahat ke mana-mana mengenai Stefanus, seorang yang sebenarnya percaya kepada Allah dan suka menolong orang-orang miskin. Stefanus bahkan harus dibawa ke pengadilan. Pendakwa: “Stefanus menghujat Allah dan mengucapkan kata-kata yang melanggar hukum.” Hakim: “Apakah tuduhan itu benar?” Semua orang memandang ke arah Stefanus. Wajahnya bersinar seperti wajah malaikat. Bukannya membela diri, ia malah bercerita tentang Yesus. Stefanus: “Anak Allah sudah datang ke dunia ini. Kalian malah menyalibkan-Nya. Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati.” Bahkan di depan pengadilan, Stefanus tetap setia kepada Tuhan Yesus. Kemudian ia menengadah ke langit dan berkata, Stefanus: “Aku melihat surga terbuka dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.” Mendengar perkataan itu, orang banyak yang marah langsung menyerang Stefanus. Mereka memukulinya, menyeretnya keluar kota dan melemparinya dengan batu. Stefanus tetap bertahan setia kepada Yesus. Mereka melempari Stefanus sampai mati. Tetapi sebelum mati, ia berdoa, Stefanus: “Tuhan Yesus, aku datang kepada-Mu yang ada di surga; ampunilah dosa-dosa mereka.” Jalan menuju kepada tujuan selalu memiliki kesulitan. Tetapi Stefanus tetap setia. Dan untuk itu, Yesus memberikan mahkota kemuliaan kepada-Nya. Percaya kepada Yesus dan setia kepada-Nya selalu menguntungkan, karena semua kesulitan, kebencian dan ejekan akan berakhir. Setelah semuanya itu, hal yang terbaik akan kita dapatkan. Tokoh: Narator, pendakwa, hakim, Stefanus © Copyright: CEF Germany |