STORIES for CHILDREN by Sister Farida(www.wol-children.net) |
|
Home عربي |
Home -- Indonesian -- Perform a PLAY -- 021 (Sin begins little by little 6) This page in: -- Albanian -- Arabic? -- Armenian -- Aymara -- Azeri -- Bengali -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- Farsi -- French -- Fulfulde -- German -- Greek -- Guarani -- Hebrew -- Hindi -- INDONESIAN -- Italian -- Japanese -- Kazakh -- Korean -- Kyrgyz -- Macedonian -- Malayalam? -- Platt (Low German) -- Portuguese -- Punjabi -- Quechua -- Romanian -- Russian -- Serbian -- Slovene -- Spanish-AM -- Spanish-ES -- Swedish -- Swiss German? -- Tamil -- Turkish -- Ukrainian -- Urdu -- Uzbek
DRAMA -- tampilkan itu di depan teman-temanmu!
Sandiwara untuk ditampilkan oleh anak-anak
21. Dosa dimulai dengan hal kecil 6Raja Ahab berjalan mondar-mandir di istananya. Sekali lagi ia memandang dari jendela ruangannya dan mengagumi kebun anggur yang dilihatnya. Ahab: “Aku harus memiliki kebun anggur itu! Letaknya sangat dekat dengan istanaku. Aku bisa membuat taman yang indah di situ, dan bahkan menanaminya dengan tanaman lain, seperti kubis misalnya.” Ia menemui pemili kebun anggur itu. Ahab: “Nabot, juallah kebun anggurmu kepadaku.” Nabot: “Tidak mungkin, tuanku raja! Tanah ini adalah warisan dari nenek moyang hamba. Hamba tidak boleh menjuah harta warisan yang demikian—itu melanggar hukum Allah.” Tanpa pamitan, Ahab meninggalkan rumah Nabot dengan perasaan sangat tersinggung. Dengan muka cemberut, ia berbaring di tempat tidurnya. Apakah kamu juga cemberut kalau tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan? Raja Ahab menghadapkan wajah cemberutnya itu ke arah tembok. Isabel: “Ada apa denganmu?” Setelah Isabel tahu apa yang membuat Ahab cemberut, ia berkata, Isabel: “Berdirilah dan tunjukkan senyuman. Aku akan memastikan bahwa engkau akan mendapatkan apa yang engkau inginkan.” Ratu Isabel menuliskan surat kepada para pejabat kota itu, dengan memalsukan tanda tangan raja, dan memeteraikannya dengan cincin pengesahan dari raja. Para pejabat kota membaca surat dari Isabel: adakan sebuah pesta dan undang Nabot. Di sana, buat tuduhan ini kepadanya: Engkau menghujat Allah dan Raja; karena itu engkau harus dihukum mati. Demikianlah, dengan tanpa curiga, Nabot memenuhi undangan itu dan di sore harinya, ia sudah mati dibunuh. Mengerikan sekali bukan, bahwa dosa yang kecil bisa berkembang menjadi begitu buruk? Melihat—mengingini—iri hati—kesombongan—tersinggung—bohong—dan kemudian pembunuhan! Berita tentang kematian Nabot tersebar dengan sangat cepat. Kemudian Raja Ahab mengambil kebun anggur itu menjadi miliknya. Tetapi ia melakukan hal itu tanpa berpikir tentang bagaimana pikiran Allah mengenai hal itu. Tiba-tiba saja Elia sudah berdiri di depannya. Ahab menjadi pucat seperti mayat. Ahab: “Jadi engkau sudah tahu apa yang aku lakukan, hai musuhku?” Elia: “Ya, aku sudah tahu. Engkau menjual dirimu kepada dosa dan membiarkan dosa berkembang di hatimu. Allah membenci dosa, dan dosa itu akan membinasakan engkau dan keluargamu.” Sang Raja memikirkan perkataan itu berulangkali. Ia menyesali apa yang sudah dilakukannya. Allah melihat penyesalan itu dan menunjukkan belas kasihan kepada Ahab. Ketika kita mengkui dosa-dosa kita kepada Tuhan Yesus, Ia juga setia dan akan mengampuni segala dosa kita. Tokoh: Narator, Ahab, Isabel, Nabot, Elia © Copyright: CEF Germany |