STORIES for CHILDREN by Sister Farida(www.wol-children.net) |
|
Home عربي |
Home -- Indonesian -- Perform a PLAY -- 014 (A slap for the King) This page in: -- Albanian -- Arabic? -- Armenian -- Aymara -- Azeri -- Bengali -- Bulgarian -- Cebuano -- Chinese -- English -- Farsi -- French -- Fulfulde -- German -- Greek -- Guarani -- Hebrew -- Hindi -- INDONESIAN -- Italian -- Japanese -- Kazakh -- Korean -- Kyrgyz -- Macedonian -- Malayalam? -- Platt (Low German) -- Portuguese -- Punjabi -- Quechua -- Romanian -- Russian -- Serbian -- Slovene -- Spanish-AM -- Spanish-ES -- Swedish -- Swiss German? -- Tamil -- Turkish -- Ukrainian -- Urdu -- Uzbek
DRAMA -- tampilkan itu di depan teman-temanmu!
Sandiwara untuk ditampilkan oleh anak-anak
14. Tamparan untuk sang RajaPada jaman dahulu, bangsa Viking menyerang Inggris. Bangsa Viking yang adalah bangsa pelaut itu menebarkan ketakutan dan kepanikan. Mereka mencuri, membunuh dan membakari rumah maupun gereja. Selama beberapa waktu, Raja Alfred dari Inggris berhasil mengalahkan bangsa Viking, tetapi iapun kemudian kalah. Musuh-musuhnya mengejarnya, sehingga Raja Alfred harus meninggalkan istananya dan melarikan diri. Raja Alfred menyamar sebagai seorang pengembara dan bersembunyi di hutan-hutan. Ia menjadi raja yang tidak dikenali! Ia hanya membiarkan sedikit saja orang mengetahui rahasianya. Salah satunya adalah seorang gembala yang bernama Ulfric. Ia tidak akan pernah mengkhianati rajanya. Ia mengundang sang raja untuk tinggal di gubuknya, tetapi bahkan isteri Ulfric sekalipun tidak tahu siapa sebenarnya tamu yang datang itu. Ia hanya merasa heran bahwa tamu yang tinggal di rumahnya itu hanya duduk saja, dan tampak sedang berpikir keras. Ia sama sekali tidak mengetahui bahwa tamu yang datang ke gubuknya adalah sang raja sendiri. Suatu hari isteri Ulfric menjadi tidak sabar dan ia berkata dengan keras kepada tamunya: Isteri Ulfric: “Aku sudah tidak sabar lagi! Sepanjang harian Bapak hanya duduk saja di situ dan tidak melakukan apa-apa. Sekarang, aku mau ke sumur untuk mengambil air. Tolong jaga agar roti yang sedang aku masak ini tidak gosong.” Tanpa berkata apa-apa Raja Alfred mendekat ke tungku yang dipakai untuk memasak roti. Tetapi pikirannya tetap tertuju kepada musuh-musuhnya. Ia berpikir keras mencari cara untuk mengalahkan mereka ... Sebuah tamparan keras di wajah menyadarkan Raja Alfred dari lamunannya. Isteri Ulfric sudah kembali, dan roti di tungku sudah gosong, menghitam dengan bau yang menyengat. Isteri Ulfric: “Laki-laki pemalas! Pergi dari rumahku!” Pada saat itu suaminya masuk ke dapur. Ulfric: “Isteriku, berani-beraninya engkau berkata demikian kepada sang Raja! Apakah engkau tidak mengenali dia?” Apa yang terjadi kemudian, kita tidak tahu. Tetapi cerita tentang raja yang tidak dikenali ini mengingatkan aku tentang Tuhan Yesus. Ceritanya bahkan lebih buruk lagi, bukan? Ketika Ia terbaring di palungan 2000 tahun yang lalu, hampir tidak ada seorangpun yang mengenali Dia. Kemudian, umat-Nya sendiri tidak menghendaki Anak Allah itu. Dalam keadaan terhina dan terkutuk, Ia mati di kayu salib. Bagaimana dengan jaman sekarang ini? Di jaman inipun, Ia masih menjadi Raja yang seringkali tidak dikenali. Maukah engkau menjadikan Dia sebagai Raja atas kehidupanmu? Tokoh: Narator, Isteri Ulfric, Ulfric © Copyright: CEF Germany |